Media sosial sekarang ini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi sebagian besar orang terutama orang Indonesia selalu lekat dengan media sosial. Media sosial tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi antara orang perorang, tapi juga sudah dipakai sebagai media komunikasi komersil yang dipakai oleh
perusahaan atau lembaga untuk membangun hubungan dengan para mitranya. Oleh karena itu, pembangunan komunikasi sebuah perusahaan atau lembaga harus memperhatikan strategi komunikasi yang digunakannya. Salah satu bagian dari strategi komunikasi sebuah konten media sosial ialah penggunaan warna yang tepat. Berikut tips memilih warna dalam membuat konten media sosial untuk komersial.
1.Pilih warna sesuai identitas perusahaan Anda.
Setiap perusahaan yang baik, memiliki warna khusus sebagai upaya untuk menanamkan brand image kepada target audiensnya, sehingga orang akan mudah mengingat perusahaan atau merek tertentu. Sebagai contoh Coca-Cola warna khususnya ialah merah, sedangkan pepsi ialah biru.
2.Warna memiliki makna
Warna disetiap daerah memiliki makna yang berbeda-beda. Riset terhadap target
audiens kita menjadi sesuatu hal yang sangat penting untuk dilakukan, agar strategi komunikasi kita tepat sasaran. Sebagai contoh warna putih di suatu tempat bisa berararti menyerah yang bernada negatif, sedangkan di tempat lain warna putih berarti suci, bersih, kemenangan. Warna kuning di negara Tiongkok identik dengan kemewahan atau emas. Warna biru memiliki arti ketenangan, kedamaian. Warna hitam dapat diartikan
kematian, berkabung, namun bisa juga memiliki arti elegan, eksklusif, premium. Hijau memiliki arti alami, kesegaran, kehidupan. Oleh karena itu, penggunaan warna dalam konten media sosial harus diperhatikan makna apa yang ingin kita sampaikan.
3.Warna hangat atau warna dingin
Warna juga terbagi dua jenis. Ada warna hangat dan ada juga warna dingin. Apa
sih maksudnya warna hangat, warna dingin? Warna hangat ialah kelompok warna yang cenderung memberi kesan hangat seperti merah, jingga, kuning, merah muda, dll. Sedangkat warna dingin ialah kelompok warna yang cenderung memberi kesan dingin seperti biru, hijau, ungu, biru tua, hijau toska, hijau lumut, dll. Pimilihan warna hangat atau dingin harus diperhatikan agar strategi komunikasinya tepat sasaran. Sebagai contoh,
konten promosi makanan pedas sebaiknya kita menggunakan warna dominan ialah warna hangat, sedangkan konten promosi minuman dingin sebaiknya kita menggunakan warna dominan warna dingin. Jika kita balik penggunaannya maka pesan yang ingin disampaikan kepada target audiens bisa tidak tersampaikan.
4.Hati-hati dengan keterbacaan
Sebuah konten media sosial komersial tentu memiliki pesan-pesan khusus yang
harus tersampaikan kepada target audiens atau konsumen setianya. Tentunya strategi komunikasi dan komposisi konten harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh. Perpaduan warna dalam sebuah konten akan menghasilkan sebuah konten yang indah dan menarik, namun yang harus diperhatikan ialah perpaduan warna yang digunakan jangan sampai membuat informasi utama tidak tersampaikan. Seperti misalnya warna judul sebuah konten jadi terlihat samar dengan warna background. Atau warna ilustrasi
bertabrakan dengan warna judul. Sehingga informasi yang harusnya terbaca oleh target audiens menjadi terlewat atau malah bisa jadi salah penafsiran.
Semua tips diatas memang bukanlah aturan baku yang harus diikuti seperti halnya ilmu pasti, karena ilmu pengetahuan terus berkembang. Dengan tips di atas diharapkan dapat menjadi salah satu jalan dalam mensukseskan strategi komunikasi melalui media sosial.
Sumber: https://www.perpusnas.go.id/artikel-dan-opini-detail.php?lang=id&id=210614124735FZRWJVmPQh